Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, mengurangi penggunanann pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.
Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.
Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.
Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
Limbah rumah tangga sebagai nitrogen semisal sayuran basi, sisa nasi, parutan kelapa, buah busuk dan segala macam limbah rumah tangga organik lainnya.
Gedebog/batang pisang yang sudah berbuah daripada teronggok menjadi sampah, lebih baik digunakan untuk bahan membuat pupuk organik cair.
Kotoran hewan ternak (kambing, sapi, ayam dll)
Urine hewan, bekas air cucian beras, air cucian ikan, gula pasir/gula merah, tetesan tebu, dan tambahkan air secukupnya nantinya
Sabut kelapa tanpa kulit, bubuk kayu gergajian
Dekomposer (mikroba pengurai) atau starter SOT, EM4 dll.
Sedangkan untuk alat yang dibutuhkan hanyalah ember, pisau potong, jerigen plastik dan kayu untuk mengaduk. Wadah yang berupa ember atau tong plastik diharuskan mempunyai tutup yang kuat. Dalam pembuatan pupuk organik cair alat yang digunakan usahakan terbuat dari plastik karena plastik tidak merubah serta mengurangi kualitas bahan yang sudah terfermentasi di dalamnya. Dan perlu diingat jangan menggunakan bahan dari besi yang mudah berkarat, ini akan mengurangi kualitas pupuk organik cair yang kita buat nantinya.
Pencucian Bahan
Sebelum memulai langkah selanjutnya adalah mencuci bahan yang telah kita kumpulkan. Perlu dicuci agar terhindar dari tercampurnya bahan-bahan utama dengan zat berbahaya yang ada dalam limbah rumah tangga tadi karena dapat mengambat proses fermentasi. Gunakan air bersih untuk membersihkannya. Bersihkan dari besi berkarat dan sejenisnya.
Pencincangan dan Pencampuran Bahan
Setelah semua bahan selesai dibersihkan. Langkah berikutnya adalah kita mencincang bahan yang sudah kita cuci. Tujuan agar proses fermentasi berlangsung sempurna. Dalam mencincang bahannya usahakan jangan terlalu besar, semakin kecil cincangan maka proses fermentasi akan berjalan lebih sempurna.
Membuat Pupuk Cair Organik
Berikut cara membuat pupuk organik cair.
Larutkan bioaktivator seperti EM4 sebagai mikroba kedalam air secukupnya. Tambahkan pemanis alami gula merah, gula pasir, atau air tebu. Diamkan minimal 20 menit untuk membangkitkan mikroba.
Masukkan kotoran ternak segar kedalam tong/ember plastik.
Masukkan bahan bahan yang sudah kita cincang tadi dan campurkan ratakan kedalam tong/ember.
Masukkan semua bahan - bahan padat lainnya dan campur rata.
Tuangkan larutan bioaktivator yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kalau perlu tambahkan terasi untuk lebih mempercepat proses pengurain pupuk organik cair.
Masukkan air kencing, air cucian beras, air rendaman ikan dan bahan cair lainya kedalam ember bekas, aduk hingga merata
Tambahkan air secukupnya, perbandingan air adalah 35 persen cair dan 65 persen padat. Aduk perlahan menggunakan tongkat kayu.
Setelah semua langkah diatas selesai. Tutup tong plastik dengan rapat lalu masukkan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang dengan tutup tong plastik sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air. Lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya.
Pastikan tidak ada lubang sekecil apapun dalam tong dan selang yang mengarah ke botol. Karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang untuk menyetabilkan suhu adonan pupuk organik cair yang kita buat dengan membuangnya lewat ujung butol yang diberi air tanpa harus ada udara luar yang bisa masu kedalam tong plastik. Diamkan selama kurang lebih 10 hari, setelah 10 hari lihat apakah pupuk organik cairnya sudah matang, jika ternyata belum matang tutup kembali dengan rapat. Tanda kalau sudah matang adalah apabila bau dari pupuk menyerupai aroma fermentasi tape.
Sebenarnya tidak ada waktu yang baku berapa lama proses fermentasi menjadi pupuk organik, namun jika lebih dari satu bulan aroma pupuk belum menyerupai tape berarti pembuatan pupuk cair telah gagal, meski kemungkinan gagal sangat jarang terjadi. Semua tergantung komposisi bahan dan suhu udara disekitar tempat fermentasi
Penyaringan
Setelah fermentasi selesai yang harus kita lakukan adalah memisahkan cairan dan ampasnya. Kita bisa menyaringnya menggunakan kain tipis yang penting ampas dari bahan tadi terpisah dengan cairannya. Masukkan cairan dalam kedalam jrigen dan tutup rapat untuk menghindari pupuk berubah. Untuk ampas kita bisa gunakan sebagai pupuk organik padat.
Penggunaan Pupuk Cair Organik
Ketika menggunakan gunakan perbandingan 20 ml pupuk organik cair dicampur dengan 5 liter air. Atau 1 liter pupuk organik cair dengan 100 liter air. Semua itu dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, mungkin sebagian tanaman mumbutuhkan dosis lebih besar. Jadi silahkan bereksperien sendiri untuk berbagai jenis tanaman serta faktor ketinggian, suhu dan lainnya. Hindari penggunaan yang berlebihan pada tanaman karena bisa menyebabkan tanaman mati. Tapi penggunaan pupuk organik cair ini relatif aman. Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang dengan interval waktu satu minggu satu kali, atau tiga hari sekali ketika musim hujan, dosis penyemprotan ini haruslah disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.
semuga artikel ini bermanfaat.
sumber;pupuk organik
0 Response to "Tips atau cara membuat pupuk cair"
Posting Komentar